Beberapa ratus pelajar dari semua SMA di Kabupaten Balangan semangat ikuti Festival Lomba Seni dan Sastra Pelajar Nasional (FLS3N) tingkat kabupaten yang diadakan oleh Permufakatan Kerja Kepala Sekolah (MKKS) Balangan di SMAN 2 Paringin, Senin (16/6). Aktivitas ini menjadi satu diantara usaha struktural dalam mengeruk dan meningkatkan kekuatan seni dan sastra pelajar, sekalian membuat watak lewat pendekatan budaya.

Berbagai ragam cabang lomba didatangkan dalam festival ini, diantaranya baca puisi, cipta lagu, cipta puisi, design poster, photografi, solo gitar, menyanyi solo, publisistik, kriya, komik digital, menulis cerpen, monolog, dan tari kreativitas.

Semua peserta adalah perwakilan terbaik dari sekolah masing-masing, yang pernah sudah melalui tahapan penyeleksian intern.

Ketua panitia eksekutor, Ahmad Ariansyah, sampaikan jika kualitas peserta tahun ini benar-benar menyenangkan.

“Persaingan di sejumlah cabang jalan keat. Beberapa juri bahkan juga cukup kesusahan tentukan juara karena semua peserta tampil optimal dan penuhi persyaratan penilaian secara rata,” katanya saat diverifikasi lewat jaringan telepon, Selasa (17/6) siang.

Ariansyah menambah, faksinya optimis delegasi Kabupaten Balangan akan sanggup berkompetisi di FLS3N tingkat Propinsi Kalimantan Selatan.

“Menyaksikan kekuatan yang terdapat, kita punyai kesempatan besar untuk raih prestasi. Ini tidak cuma masalah menang, tetapi bagaimana pelajar bisa mengalami perkembangan dengan inovatif dan optimis,” katanya.

FLS3N adalah jadwal tahunan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Penelitian, dan Tehnologi (Kemendikbudristek) yang mempunyai tujuan untuk tumbuhkan kesayangan pelajar pada seni budaya nasional.

Gelaran ini sekalian menjadi ruangan alternative untuk mengetahui dan membangun ketertarikan talenta pelajar di luar faktor akademik.

Ketua MKKS Kabupaten Balangan, Baihaki, S.Pd., M.Pd., memperjelas jika aktivitas ini penting sebagai sisi dari pendidikan watak. “FLS2N tidak cuma masalah lomba. Ini ialah proses pendidikan, di mana pelajar belajar bersaing dengan sehat, hargai kreasi seseorang, dan ekspresikan ide secara positif,” terangnya.

Dia mengingati keutamaan peranan sekolah sebagai fasilitator bertumbuhnya kreasi dan gestur seni di kelompok siswa.

“Sekolah wajib memberikan ruangan. Bila ada pelajar yang punyai bakat seni, karena itu harus ada pentas buat mereka salurkan tersebut. FLS3N ialah satu diantaranya,” sebut Baihaki.

Selainnya memperlihatkan kapabilitas tehnis, banyak kreasi pelajar yang mengusung beberapa nilai budaya lokal Kalimantan Selatan, terutama kebudayan asli Balangan.
Dimulai dari topik puisi, koreografi tari kreativitas, sampai nuansa visual dalam poster dan photografi memperlihatkan usaha beberapa pelajar untuk selalu tersambung dengan jati diri budaya mereka.

Satu diantara juri lomba, Fahmi Top, mengutarakan ketakjubannya pada keberanian pelajar dalam memproses peninggalan budaya menjadi gestur baru.

Baca : Tidak Dikukuhkan, Muhidin Tentukan Memperpanjang saat Kedudukan KPID Kalsel Masa Awalnya

“Ada yang tampilkan kreasi kekinian, namun masih tetap menyelipkan elemen tradisionil. Ini bagus sebagai bentuk konservasi budaya dan pengembangan,” ucapnya.

Kesuksesan penyelenggaraan FLS3N ini tidak terlepas dari support beberapa guru dan pembimbing seni di sekolah.

Mereka berperanan aktif dalam menuntun pelajar, tidak cuma secara tehnis, tapi juga memberikan nilai disiplin, bekerja sama, dan tanggung-jawab.

MKKS Balangan mengharap, FLS3N tidak cuma menjadi acara tahunan, tapi juga menggerakkan lahirnya semakin banyak ide seni budaya dan sastra di lingkungan sekolah.

Lewat pendekatan yang berkesinambungan, aktivitas ini dapat menjadi sisi dari taktik pendidikan watak yang sesuai dengan kerangka lokal dan rintangan global.


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *